EURO 4 Mengubur Cerita Isuzu Panther

EURO 4 Mengubur Cerita Isuzu Panther
credit:instagram@promohinojabodetabek

Isuzu Panther pada mulanya dikembangkan di Jepang dan khusus diproduksi untuk dipasarkan di kawasan Asia. Maka kendaraan keluarga bermesin diesel ini pun diberi kode Asian Utility Vehicle (AUV). 

Selain diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, kendaraan serba guna ini juga diproduksi di Filipina yang dikenal dengan sebutan Isuzu Crosswind, di Vietnam disebut Isuzu Hi-Lander, dan di India dikenal sebagai Chevrolet Tavera.

Kemampuan Isuzu dalam memproduksi mesin diesel memang tidak perlu diragukan lagi. Selain dicangkokkan pada Isuzu, mesin-mesin diesel keluaran Isuzu juga banyak digunakan oleh produsen mobil lain, semisal Holden Gemini, Chevrolet Trooper, Chevrolet Luv, dan masih banyak lagi.

Memang, Isuzu sendiri lebih dikenal sebagai pabrik mesin diesel, ketimbang mobil diesel. Mesin-mesin diesel keluarannya bukan saja digunakan sebagai mesin penggerak kendaraan, tetapi juga dipergunakan sebagai mesin-mesin industri di banyak pabrik.

Isuzu sendiri jarang memproduksi mobil keluarga karena concern dengan memproduksi mesin diesel yang biasanya dipergunakan oleh kendaraan-kendaraan berat.

Di Indonesia, Isuzu Panther merupakan mobil keluarga pertama yang secara khusus diproduksi oleh Isuzu. Sebelumnya Isuzu hanya memproduksi dan memasarkan truk ringan, yang sebagian juga dimodifikasi sebagai mobil angkutan penumpang jenis microbus.

Isuzu Panther hadir untuk meramaikan pasar mobil keluarga dengan kapasitas lebih dari lima penumpang, yang sebelumnya didominasi Toyota Kijang. Kehadiran mobil ini pada ceruk pasar ini, menjadikan masyarakat semakin punya alternatif pilihan. Terlebih karena mobil ini memiliki keunggulan kompetitif, yakni hemat bahan bakar.

Isuzu Panther Hemat Bahan Bakar

Masih ingat dengan iklan Isuzu Panther di layar kaca pada awal-awal tahun 1990an? Benar, iklan dengan bapak-bapak yang berbicara dalam aksen bahasa Bali yang memberikan testimoni tentang keiritan bahan bakar yang dikonsumsi Isuzi Panther. “Untuk perjalanan Jakarta-Bali, hanya habis empat puluh empat  ribu rupiah!”, ucap Bapak tadi mantap.

Konsumen Indonesia yang dibidik oleh Isuzu Panther memang lapisan masyarakat yang sensitif dengan keekonomian operasional sebuah mobil. Sebenarnya, selain Isuzu Panther, Daihatsu juga sudah mengeluarkan kendaraan keluarga bermesin diesel yang merupakan pengembangan dari Daihatsu Taft yang berjenis jip.

Daihatsu meluncurkan Taft GTL lima pintu yang bersasis panjang dan Taft Rocky yang berpintu tiga. Namun, karena harganya terpaut jauh dari mobil ini, maka masyarakat lebih tertarik untuk membelinya.

Selain Daihatsu, Chevrolet sudah lebih dulu menghadirkan Luv dan Trooper yang juga mengusung mesin diesel buatan Isuzu. 

Namun, produksi kendaraan diesel yang dilansir Chevrolet ini dihentikan produksinya pada awal-awal tahun 1990-an. Alhasil, Isuzu melenggang sendiri nyaris tanpa competitor, hingga akhirnya Mitsubishi meluncurkan Kuda diesel.

Mesin diesel memang dikenal irit dalam pemakaian bahan bakar, maka tidak mengherankan untuk kendaraan yang memiliki kapasitas CC besar selalu menggunakan mesin ini. Pada waktu itu, pengguna mesin diesel juga diuntungkan oleh kebijakan pemerintah yang menjual solar dengan harga yang lebih rendah dari pada premium.

Varian Isuzu Panther

EURO 4 Mengubur Cerita Isuzu Panther
credit:instagram@aryabimataraa

Isuzu Panther generasi pertama (1991 - 1996) menggunakan mesin diesel 2.300 cc indirect injection dengan kode mesin C223. Selanjutnya, dipasarkan oleh prinsipal dalam empat versi, versi termewah adalah Hi Grade, berikutnya Royal, Total Assy (deluxe), dan yang termurah adalah versi standar.

Selain keempat varian tersebut, ada banyak perusahaan karoseri yang memproduksi Isuzu Panther dalam berbagai model, diantaranya Isuzu Panther Samurai dan Miyabi, yang nyaris menyerupai jip Pajero.

Generasi kedua (1996 - 2000), ada perubahan signifikan pada dapur pacu, di mana kapasitas mesinnya mulai ditingkatkan, dari 2.300 cc menjadi 2.500 cc. Mesin dengan kode 4ja1 ini sudah menggunakan teknologi direct injection, yang membuat pembakaran lebih sempurna, hingga akselerasi jadi lebih baik dan pemakaian bahan bakar bisa lebih irit.

Dengan mengusung mesin baru ini, tenaganya juga semakin meningkat hingga 86 HP pada putaran mesin 3.900 rpm. Generasi kedua ini memiliki versi yang lebih banyak. Versi termewah adalah New Hi Grade, selanjutnya Hi Grade, Hi Sporty, New Royal, Grand Royal, Royal, Deluxe, dan Standard.

Tahun-tahun ini adalah tahun kejayaannya, sekalipun ceruk pasarnya mulai dimasuki oleh Mitsubishi Kuda diesel dan Toyota Kijang kapsul diesel.

Generasi ketiga, New Panther (2000 - 2004), masih menggunakan mesin diesel berkapasitas  2.500 cc dengan kode 4ja1 yang berteknologi direct injection, performa mesinnya masih sama dengan mobil ini generasi kedua.

Desain juga sudah mulai berubah, bukan lagi kotak tetapi sudah mulai agak membulat dan aerodinamis, mengikuti jejak saudaranya Toyota Kijang kapsul. Generasi ketiga ini dipasarkan dalam berbagai versi, mulai dari versi termewah Grand Touring, Touring, LS, SS, LV, SV, LM, dan SM.

Generasi keempat (2004), nyaris tidak ada perbedaan signifikan dengan generasi ketiga. Semuanya hampir sama. Namun demikian, untuk mempercantik penampilannya, Isuzu tetap melakukan penyempurnaan pada desain lampu, grill, serta interior.

Selain itu, juga mengeluarkan versi Touring Turbo (LS) guna memenuhi standar EURO. Versi lengkap dari generasi keempat ini adalah Grand Touring, Touring, LS Turbo, LV, LV FF, Smart, dan Smart FF.

Akhir Riwayat Isuzu Panther

Belakang, beredar kabar bahwa produksi mobil serbaguna bermesin diesel ini akan dihentikan. Pasar Isuzu Panther  yang menyebut dirinya sebagai Rajanya Diesel, konon makin tergerus oleh kehadiran mobil MPV lainnya, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.

Data penjualan Gaikindo sejak 2007-2009, menunjukkan bahwa penjualan MPV terus tergerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 penjualannya terjual sebanyak 11.615 unit, tapi tahun berikutnya, penjualannya turun jadi 9.367 unit. 

Bahkan penjualan mobil ini merosot tajam pada tahun 2009, Rajanya Diesel yang irit ini ternyata hanya terjual sebanyak 4.443 unit.

Melihat angka penjualan yang cenderung merosot itu, Plt Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto, menyarankan agar Isuzu memproduksi mobil komersial saja dan tidak usah memproduksi mobil keluarga lagi. 

Saran ini bukannya tidak berdasar, dipasaran pada saat ini sudah ada pemain lain, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, yang semakin berkuasa di ceruk pasar mobil ini.

Isuzu sendiri agaknya juga sudah menangkap gelagat ini, maka selain membatasi produksi, Isuzu kini mulai menggencarkan pemasaran Isuzu Elf, sebagai mobil penumpang komersial yang sanggup membawa 16 orang penumpang. Kehadiran Isuzu Elf di segmen ini, banyak menarik minat pengusaha angkutan, tour dan travel.

Pasar mobil penumpang komersial selama ini yang dikuasai oleh Mitsubishi L 300, maka kehadiran Isuzu Elf pada pasar ini tidak mustahil akan sanggup menggoyang posisi L300, terlebih mengingat daya angkut penumpangnya yang jauh lebih banyak.

Isu lain yang makin menyudutkan nasib Isuzu Panther belakangan banyak beredar. Kabarnya mobil ini bakal bertekuk lutut setelah pemerintah Indonesia memberlakukan regulasi baru tentang standar emisi gas buang Indonesia menjadi Euro-4.

Ketika peraturan ini diberlakukan, bisa dipastikan bahwa PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) akan menghentikan produksi Isuzu Panther di Indonesia karena mesinnya masih dengan standar emisi Euro-2.

Diperkirakan pada 2015 mendatang, pemerintah Indonesia akan mulai memberlakukan regulasi baru tersebut, yang ini sama artinya dengan memukul lonceng kematian bagi mobil ini. Bisa dipastikan tahun itu adalah saat bagi Rajanya Diesel untuk lengser dan menyerahkan tahta, serta mengubur cerita tentang Isuzu Panther.

Jadi, tidak hanya di pasar bahan pokok saja persaingan perdagangan terjadi, tapi di pasar mobil juga terjadi persaingan. Tinggal menyerahkan kepada para konsumen sebagai pembeli dan pengguna, mana yang lebih menarik perhatiannya.

Topik Terkait

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama