Pesona Motor Antik yang Tak Pernah Luntur

motor-bsa
credit:instagram@marnosiagian

Bagi kebanyakan kaum pria, motor ibarat kekasih kedua. Lihat saja perilaku seorang anak muda ketika melihat motor antik temannya. Selain hafal dengan detail berbagai macam motor, juga sampai teliti memperhatikan stripingnya segala. 

Walhasil kendaraan roda dua bermotor itu tak hanya sebagai tumpangan tapi juga bagian dari gaya. Tapi apakah demikian dengan motor antik?

Ternyata sama saja. Seperti itu pula yang terjadi dengan para penggemar motor antik. Semakin langka semakin antik dan semakin selangit pula harganya. Motor antik tidak hanya sekedar memenuhi kegemaran semata, tapi kini bagian dari gaya hidup yang tidak selalu harus dinilai dengan uang.  

Para penggemar motor antik semakin hari bukan semakin berkurang, malah semakin bertambah. Ada saja alasan kenapa menggemari motor antik. Padahal dibanding motor baru, tentu saja dari sisi apapun lebih gampang merawat motor baru. 

Onderdil motor antik juga bisa bikin senewen karena harus mencari di tempat-tempat tertentu, tidak seperti motor baru, di toko gang sempit pun akan dengan mudah mendapatkannya.

Tapi jangan tanya kenapa mau bersusah-susah kepada para penggemar motor antik karena tidak akan mendapatkan jawabannya yang memuaskan. 

Jawabannya sangat pribadi dan bagi mereka yang bukan penggemar motor antik, jawaban mereka seperti terlalu mengada-ada. Tapi itulah, kalau sudah suka, apa pun akan dilakukan. 

Padahal kebanyakan motor antik tak disertai surat kelengkapannya. Tidak mengherankan bila para anggota Motor antik Club (MAC) Yogyakarta, pernah beramai-ramai mendatangi Gedung DPRD Provinsi DIY.

Mereka mendatangi para anggota dewan agar difasilitasi untuk mendapatkan surat legalitas bagi motor antik mereka. Begitulah, bagi orang yang tak sepaham, apa yang dilakukan para penggemar motor antik ini memang mengada-ada. 

Rongsokan kok diurusin. Begitulah kira-kira apa yang ada di benak mereka yang tidak paham. Benarkah motor antik itu rongsokan? Tunggu dulu, percaya atau tidak, sebuah motor antik bisa berharga miliaran.

Harga dan Usia Motor Antik

dkw-union-125cc
credit:instagram@armandvespa

Kalau dilihat dari harga, sampai sejauh ini sebuah motor antik termahal masih dipegang oleh merk Brough Superior 1929. Motor antik keluaran Eropa ini memang tak setenar motor antik lainnya seperti BSA, Triumph, Harley Davidson, Norton atau Jawa.

Tapi bagi penggemar motor antik terutama motor antik keluaran Eropa, Brough Superior 1929 ini mampu membuat ngiler. Sampai sejauh ini Brough Superior 1929 masih tercatat sebagai motor antik termahal di seantero jagat raya ini.

Bayangkan saja, dalam sebuah lelang di Balai Lelang H&H, seorang penggemar motor antik rela merogoh kocek tak kurang dari 286 ribu poundsterling atau setara empat miliar rupiah lebih. 

Tentu saja hal ini menjadi berita menghebohkan pada saat lelang yang dilangsungkan di Haynes International Motor Museum, Sparkford, Inggris.

Sekadar menambah pengetahuan saja, motor antik Brough Superior 1929 diproduksi oleh George Brough, seorang warga Inggris. Motor yang diproduksi di Haydn Road, Nottingham, Inggris ini hanya diproduksi dari 1919 sampai dengan 1940.

Jadi motor termuda produksi George Brough tersebut sudah berumur 71 tahun. Lalu kenapa Brough Superior 1929 ini sebagai motor antik harganya demikian selangit? Menurut catatan yang berhasil dikumpulkan para penggemar motor antik, motor ini memang dibekali dengan mesin yang besar.

Brough Superior 1929 memang superior, karena motor ini dilengkapi dengan mesin SS100 berkapasitas 1000 cc, bisa dipacu sampai dengan kecepatan 161 kilometer per jam. Tak hanya bisa lari kencang, sebagai motor antik, Brough Superior 1929 ini juga termasuk motor paling kokoh di kelasnya.

Tidak mengherankan bila motor ini mendapat julukan Rolls Royce-nya motor oleh para penggemar motor antik. 

Brough Superior 1929 dengan keberhasilannya mencapai harga tertinggi sebesar 4 miliar rupiah lebih, telah menumbangkan rekor yang selama ini dipegang Cyclone sebagai motor antik termahal di dunia dengan capaian harga 3,9 miliar rupiah.

Kini, motor produksi 1915 tersebut harus puas sebagai motor antik kedua termahal di dunia. Bagi penggemar motor antik, motor American Pierce Four yang diproduksi pada 1910, termasuk yang banyak dicari dan digemari. 

Motor ini sepintas seperti telanjang, tinggi kurus, tapi justru terlihat eksotik. Sebuah mesin 4 silinder dengan dukungan kekuatan 4 HP ini bisa dipacu sampai dengan kecepatan 97 km per jam. Memang bukan apa-apa dibanding dengan Brough Superior 1929. 

Penampilannya yang eksotik, APF yang diproduksi sampai dengan tahun 1913 ini pernah menyabet gelar motor antik terbaik pada penyelenggaraan Concorso d’Eleganza Villa d'Este. Penghargaan bergengsi ini menitikberatkan pada penilaian yang meliputi desain, orisinalitas kendaraan dan jangkauan penyebaran kendaraan bermotor roda dua ini.

Komunitas Motor Antik 

komunitas-motor-antik
credit:instagram@kafe80bocoralus

Bermula dari punya kegemaran yang sama, saling tukar-menukar informasi tentang bengkel dan tempat mencari sparepart, dan sering ketemu, akhirnya para penggemar motor antik membentuk perkumpulan.

Lama kelamaan anggota penggila motor antik makin banyak hingga akhirnya terbentuk komunitas penggemar motor antik. 

Di masing-masing kota besar di Indonesia, bisa dipastikan ada komunitas penggemar motor antik, apakah itu berdiri dengan nama sendiri atau merupakan cabang dari komunitas motor antik nasional. Tapi apapun namanya, mereka terikat oleh kegemaran yang sama, kepentingan yang sama dan tentu saja memiliki sepeda motor antik sebagai pengikatnya.

Salah satu komunitas motor antik yang namanya cukup kondang adalah Brotherhood, sebuah komunitas motor antik yang markasnya di Bandung, Jawa Barat. Komunitas ini merupakan perkumpulan para penggemar dan pemilik motor antik buatan Amerika dan Eropa sebelum era 1960-an.

Pembatasan tahun ini juga merupakan salah satu daya tarik komunitas ini, sehingga koleksi para anggotanya benar-benar motor antik. 

Salah satu koleksi dari anggota komunitas Brotherhood adalah BSA yang masuk ke Indonesia dibawa oleh tentara sekutu saat operasi militer sekitar tahun 1945. 

Motor BSA termasuk motor antik yang sudah tidak diproduksi lagi. Pabriknya sendiri pada tahun 1972 terbakar dan tidak dibangun lagi. 

Awalnya pabrik yang memproduksi BSA atau The Birmingham Small Arms ini selain memproduksi motor, juga memproduksi peralatan tentara dalam skala kecil. 

Motor antik BSA selain sudah tidak diproduksi lagi dan berusia tua, motor klasik ini tentu saja akan sangat sulit dalam hal perawatannya terutama mencari suku cadangnya. 

Tapi beruntung komunitas ini masih bisa saling tukar-menukar informasi sehingga motor antik mereka tetap bisa jalan dan bisa diajak nongkrong.

Selain komunitas Brotherhood yang mengkhususkan pada sepeda motor produksi Amerika dan Eropa, ada lagi komunitas motor antik yang menamakan dirinya Classic Motorcycle (CMC) yang mengkhususkan diri sebagai tempat berkumpul dan komunikasi para anggotanya yang memiliki motor antik buatan Jepang.

Sekalipun sudah berusia tua, motor antik keluaran Jepang lebih mudah merawatnya terutama karena pabrik-pabrik besarnya masih berdiri sampai sekarang. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan tersendiri dibanding merawat motor buatan Eropa misalnya.

Legalitas Motor Antik 

Para penggemar motor antik sering harus berhubungan dengan polisi ketika mengadakan touring, terutama karena kebanyakan motor antik tidak memiliki surat-surat resmi lagi. 

Berbeda dengan Brough Superior 1929, sekalipun sudah sangat tua tapi masih dilengkapi dengan sertifikat pabrik dan surat-surat resmi.

Nah, di Indonesia, masalah legalitas ini memang kurang mendapat perhatian dari para pemilik pertamanya.

Seperti diakui oleh salah seorang pendiri penggemar motor antik di Yogyakarta, sepeda motor keluaran sebelum 1965 memang sudah tidak dilengkapi dengan surat-surat lagi sebagai bukti legalitas kepemilikan kendaraan. 

Selain kendaraan antik sudah sering berpindah tangan, arsip di kepolisian pun sulit ditelusuri lagi. Tak jarang surat-surat ini tercecer pada saat harus berpindah pada zaman revolusi dulu.

Ketidakadaan surat kendaraan bermotor bagi motor antik, diakui oleh para pendidi MAC sebagai satu kesulitan tersendiri terutama ketika akan mengadakan touring. Apalagi MAC sendiri memiliki cabang hampir di seluruh provinsi dan beranggotakan 500 penggemar motor antik ini.

Topik Terkait

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama